Ironisnya,
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dibiarkan ‘bertempur’
sendirian.
Jika
laju pertambahan penduduk yang rata-rata 3,5 juta-4 juta per tahun tidak segera
ditekan, diprediksi pada 2045 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 450 juta
jiwa. Dengan asumsi populasi bumi 9 miliar jiwa pada saat itu, berarti 1 dari
20 penduduk dunia adalah orang Indonesia.
Upaya
menekan laju pertumbuhan penduduk dari 1,49% saat ini menuju angka ideal 0,5%
masih jauh panggang dari api. Lebih-lebih lagi, hasil survei BKKBN menunjukkan
umumnya pasangan usia subur menginginkan anak lebih dari tiga.
Pertumbuhan
penduduk yang tergolong tinggi itu pun tidak disertai dengan peningkatan
kualitas. Itu terlihat dari indeks pembangunan manusia Indonesia yang masih
tercecer di peringkat 108 dari 169 negara. Di ASEAN, Indonesia berada di
peringkat 6 dari 10 negara, atau lebih rendah daripada Singapura, Brunei
Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Bertambah
penduduk bertambah pula mulut yang harus diberi makan. Saat ini saja Badan
Ketahanan Pangan Nasional menyebut 27,5% penduduk Indonesia terkena rawan pangan.
Dengan
rata-rata konsumsi beras per kapita di Indonesia sekitar 130 kilogram dan
jumlah penduduk 237,6 juta jiwa, saat ini dibutuhkan sedikitnya 34 juta ton
beras per tahun. Padahal, produksi beras dalam negeri sekitar 38 juta ton
sehingga hanya surplus 4 juta ton beras atau kurang untuk kebutuhan dua bulan.
Jika
tingkat kegagalan panen meluas dan produksi terpangkas, kebutuhan pangan pun
pasti tidak tercukupi. Dapat dipastikan, Indonesia akan menjadi pengimpor beras
nomor wahid di dunia.
Sekarang
saja, ketika produksi beras di negeri ini masih disebut surplus, negeri ini
sudah mengimpor 1,9 juta ton beras hingga akhir Maret. Angka itu telah
meletakkan Indonesia sebagai importir beras kedua terbesar di dunia setelah
Nigeria.
Apakah
yang terjadi dengan Indonesia pada 2045, ketika 1 dari 20 penduduk dunia adalah
orang Indonesia? Jawabnya Indonesia akan menjadi negeri kelaparan.
Karena
itu, saat ini juga dibutuhkan kemampuan luar biasa untuk mengendalikan jumlah
penduduk agar Indonesia di masa depan tidak bernasib buruk seperti
negara-negara di Afrika yang dilanda kurang pangan.
0 komentar:
Posting Komentar
Comment Please